11 April, 2011

Ketika Selera Bertemu Rasa yang Pas

Di samping sedang menggemari nugget, gw sekarang juga lagi demen dengan capcay. Dalam beberapa hari ini sudah ada 3 tempat makan yang menyediakan menu nasi cap cay yang gw kunjungi di Bukittinggi dan masing-masing meninggalkan kesan yang so pasti berbeda di lidah gw. Btw judulnya lebay banget yak? Lol.

Beberapa hari ini gw disibukkan dengan kegiatan menemani nyokap cek up dan cek down kesehatannya yang gw kuatirkan lagi ga sehat. Keluar masuk rumah sakit, tempat praktek dokter dan lab. Otomatis di beberapa jadwal makan, gw akhirnya makan di luaran. Sembari explore, kali aja nemu tempat-tempat makan yang baru, kali aja mereka sedia menu baru dan harga yang kompetitif.

Bukannya sok sehat, tapi kalau bisa ya sehat toh? tapi akhir-akhir ini gw kepengennya capcay mulu kalo lagi makan di luaran. Kalo bisa nyari tempat yang ada menu capcaynya, tapi kalo emang lagi buru-buru, ya terpaksa makan bakso aja (halah). Dan gw udah berhasil mengeksplor tiga tempat makan yang sedia menu capcay/nasi capcay.

1. Cafe Dja Djan, Jl. Sudirman Bukittinggi, dekat RS. Ibnu Sina Bkt

Cafe ini berlokasi tidak jauh dari RS Ibnu Sina Bukittinggi, dan baru buka beberapa bulan ini. Menunya sangat variatif alias banyak banget, dan harganya juga variatif. Satu porsi nasi capcay dihargai Rp. 15.000. Ada beberapa pilihan menu cap cay; capcay biasa, capcay seafood dan capcay ayam. Penyajiannya; piring yang satu berisi semangkuk nasi (nasi yang dibentuk kayak nasi KFC gitu) dan piring kedua berisi capcay, porsi dua orang. Dalam kondisi yang sangat amat laparpun mengkonsumsi seporsi nasi capcay ini, gw jamin perut kalian akan super kekenyangan bahkan ga sanggup ngabisinnya.

Ketika selera bertemu rasa di tempat ini: nilainya 6,5 dari 10.
Tempatnya kecil, hampir mendekati 'ala kadarnya' dan keunggulan yang ditawarkan ya hanya karena berada di ruas jalan protokol. Beberapa menu udah gw coba di tempat ini dan nilai yang gw kasi tetap 6,5. Mungkin akan berubah seandainya situasinya jadi kepepet :D

2. L'Amor Cafe, Jl. Dr. A. Rivai, di depan RS. Ahmad Mukhtar Bukittinggi

Dengan penyajian yang ga jauh beda, namun pilihannya ga sebanyak di cafe DjaDjan. Harga ga jauh beda (gw lupa berapa persisnya).

Ketika selera bertemu rasa di tempat ini: nilainya 7 dari 10.
Tempatnya besar, dapat dilihat kalau si pemilik benar-benar memberi perhatian terhadap kebutuhan interior dan eksterior cafe ini. Kayaknya udah dikenal publik sih, terbukti dari seringnya temen2 ngajak makan kesini namun suka gw tolak karena jauh dari pusat kota. Di samping cafe ini ada jalan yang menuju Benteng Fort De Kock, yang biasa dipake pejalan kaki ato pengendara motor. No worries, jalannya udah diaspal kok ;)

3. Bakso Lapangan Tembak, Lt. 1 Plaza Bukittinggi

Kemaren pagi balik dari nemenin nyokap cek up di prakter dokter yang di Jl. Sudirman, gw sengaja datang ke tempat ini demi sepiring capcay. Kalo yang ini masi jelas di ingatan gw lah. Beda ama dua cafe di atas, nasi capcay cukup disajikan dalam satu piring saja. Kemaren sempat gw jepret:


Itu nasinya baru gw cuil dikit dan capcaynya belom gw sentuh. Sedikit banget? IYA! Tapi rasanya melebihi capcay buatan dua cafe di atas. Kalo sebelum makan kita mikirnya dikit banget, selesai makan pikiran itu akan berubah menjadi porsi yang pas.

Ketika selera bertemu rasa di tempat ini: nilainya 8,5 dari 10.
Haha, siapa yang ga kenal Bakso Lapangan Tembak? Tempat makan ini (ga pas kalo gw sebut cafe, apalagi resto) merupakan salah satu franchise brand tempat makan yang udah lama ada di kota Bukittinggi. Dan tentu saja, kalo udah banyak cabang pasti makanannya udah harus enak dan pas di lidah.

Seporsi capcay seperti pada gambar ditarif Rp. 14.000 dengan porsi yang bagi gw cukup untuk makan siang. Di samping pemahaman manajemen sana tentang porsi makan yang baik, rasa juga bisa dikasih dua jempol lah. Isinya ga dedaunan doang, kuahnya ga encer walaupun udah dingin dan proporsi sayur dg item lainnya (daging, seafood, jamur) cukup lah.

Well, dari nilai yang gw kasih udah pada tau yg mana yang jadi juara. Secara ga langsung (sejauh ini) tempat makan no. 3 lah yang jadi rekomendasi gw untuk menu capcay. Sampai gw nemu tempat makan lain di Bukittinggi, semoga dapat capcay yang rasanya ngalahin capcay Lap. Tembak.

Happy Capcay-ing, folks!

09 April, 2011

Nugget

Currently demen banget sama ini :


Kalo lagi makan pengen lauknya nugget mulu. Euforia yang telat, huahahaha..
Eh btw kok ga ada yang jual beef nugget yah? Ato ga nyampe Bukittinggi kali? :O

07 April, 2011

*Srottt*

Current position : di depan laptop.
Items around : Segulung besar tissue, balsem, inhaler, handphone, lampu emergency, dan segelas lemon tea.
Current condition : Very sick! Punya peluang tinggi sebagai dalang dalam penyebaran virus pilek serta menabrak benda yang ada di sekitar tak terkendali.
Action taken so far : Minum obat batuk (yang sepertinya engga ampuh, at all), minum obat flu (yang juga ga mempan, apa karena virusnya udah kebal ama merk tersebut kali yah?)


What a hard day. Kehilangan nafsu makan, kepala terasa berat dan hidung mampet tiada henti yg membuat gw megap-megap bernafas lewat mulut. Malam kemaren gw nangis sampai tertidur. Tak lama setelah kembali dari rumah duka, gw kasi kabar ke mama, dan tak terasa air mata udah berlinang aja. Nyokap shock, gw apalagi. Rasa kehilangan yang teramat itu baru kerasa setelah "gw kembali dari denial box gw". Gw ga sempat say goodbye dengan jenazah, karena nyampe di rumah duka aja udah menjelang magrib. Nyampe rumah, masuk kamar, cari poto2 kita waktu SMA, dan gw mewek lagi. Besoknya gw bangun dengan mata bengkak dan hidung mampet. Gw resmi batuk pilek. *Sroottt*

Gw pernah ngetwit tentang ada/engganya musim mati. Musim kawin, ada. Musim kelahiran, juga ada walo ga banyak. Kenapa ga ada yg nyebut-nyebut musim mati yah? Musim dimana banyaknya nyawa yg berpulang. Kondisi itulah yang gw alami saat ini. Beberapa hari ini gw udah mendengar 5 berita duka dari lingkungan gw; sahabat gw ini, adeknya senior gw, tetangganya junior gw, neneknya temen gw di forum dan senior kuliah gw yang meninggal karena kanker lidah bulan kemaren. I'm stunned.

I know, kematian itu pasti. Terkadang sekelebat muncul perasaan "menolak" ketika kenyataan akan kematian itu di depan mata. Perasaan yang datang dari bawah sadar dan ketika kemudian menghilang, barulah kita tersadar kalau kita lagi-lagi telah ditinggalkan.

Ah, sudahlah. Kematian itu beyond infinite. The only hope was I wish I could be strengthened. Especially now, gw harus bisa ngelawan pilek ini. Padahal Februari kemaren udah batuk pilek juga, kok datang lagi?

*Srottt*

Bukittinggi,
7 April 2011

05 April, 2011

A Very Sad Wake Up Call




Betapa kelahiran dan kematian, hidup dan mati, jiwa yang datang dan pergi itu seperti lembaran-lembaran tipis nan misterius dari serangkaian proses kehidupan yang ada di dalam "buku tebal" yang berjudul dunia fana ini. Lembaran yang kita ga tahu kapan "robeknya", lembaran yang kita ga tau kapan berganti bab, yang kita ga pernah tahu kapan buku tebal itu akan "ditutup" dan diganti dengan "buku" yang baru. Hanya Sang Pencipta, Allah SWT yang tau dan bisa mengatur segala sesuatu itu dengan sangat mudahnya.

Tiap-tiap jiwa akan merasakan mati; dan Kami menguji kamu dengan kejahatan dan kebaikan sebagai cubaan, kemudian kepada Kami kamu akan dikembalikan. (21:35)

Dia yang menghidupkan, dan mematikan; apabila Dia menentukan sesuatu perkara, Dia hanya berkata padanya, 'Jadilah', dan jadilah ia. (40:68)

Mereka berkata, 'Tiadalah ia, melainkan kehidupan dunia kita; kita mati, dan kita hidup, dan tiada yang memusnahkan kita melainkan masa.' Mengenai itu mereka tidak mempunyai pengetahuan; mereka hanya menyangka. (45:24)




You're used to be here, around us, and now you're not..
you're used to smile to me and to us. And now we cry for you..
good bye, my very good friend,
and yes, until we meet again..
...انّا للہ و انّا الیه راجعون


In a Sweet Memoriam : Deri Pringgiadi Putra, ST
(27 Mei 1985 - 05 April 2011)


A very sad wake up call,
Padang, 05:50 WIB