24 June, 2009

Share the Story (part 1)

Hufh, here i am, in Padang again. Haven't seen blog for this long, kinda miss it so. Maklum lah perhatian sedikit teralihkan dengan beberapa planning for future yang lagi mengganggu pikiran sehingga ketika ngenet pun tak sempat menyinggahi blog sendiri. FYI, i've just visited two towns so far; Palembang and Jakarta. I spent a week in Palembang for a test (one day test, which i didn't make it and 6 days for hung up around the town?! haha) then i continued the "journey" to Jakarta, appearently for vacation. Sekarang udah kembali ke Padang lagi karena beberapa hari yang lalu dapat panggilan tes di sebuah Bank. Hufh, doakan saya bisa lulus seleksi yah :)

Did i promise to share my stories? Hm, yap yap, i guess i did. Saya akan bagi2 cerita ttg perjaLanan kami di Palembang yang sedikit memompa adrenalin karena sudah mengorbankan sebuah mobil Avanza, hehe.

Here we go..

Kita berangkat dari Padang hari Jum'at, tanggal 29 Mei yang lalu. Rencananya mau naek travel supaya cepet sampai karena kita pengen sampe di Palembangnya keesokan harinya, lalu liat tempat tes lalu bisa sedikit beristirahat menjelang hari tes. Lalu rencana naik travel berubah menjadi ngerental mobil, karena mama temen saya punya kenalan yang punya rental mobil, dengan harga yang lebih murah daripada travel dan kita dikasih sopir. Deal, jam lima sore hari Jumat itu kita berangkat dari Padang. Bismillah..

Everything was fine at the beginning, si sopir enak diajak ngomong, dimana dia ternyata satu SMA dengan dua orang temen saya yang ke Palembang saat itu, sealmamater tapi beda tahun tamat tentunya. So the chit chat's getting hotter because they were talking about their school, their teachers, their habbit when they're at schools. Hufh, old times, hehehehe. Oiya lupa bilang, kami yang berangkat dari Padang 7 orang di luar sopir, satu cowok dan enam cewek, sehingga pas lah buat satu mobil. Salah satu keuntungan dari menyewa mobil yang kami pikir saat itu adalah kami bisa meminta si sopir berhenti di saat kami butuhkan, dimana kami berhenti cuma buat shalat dan sekali buat makan (sisanya ngemil di mobil! Habis pengen cepet sampe sih, hehe) Ga begitu banyak time waste yang terbuang. Si uda sopir juga mengerti dengan permintaan ini, iya lah karena pas kami shalat dia bisa mengistirahatkan badannya barang sejenak.

Like i said, everything was fine, completely fine, apalagi ketika sudah berganti hari dan kami sudah berada di Kota Jambi di Sabtu pagi yang dingin. Semakin bersemangat untuk melihat kota Palembang (padahal masih jauh gitu) sehingga setelah sholat subuhpun ga ada seorangpun dari kami yang bisa terlelap lagi. And then, i remembered the time 6.30, ketika kami udah melintasi jalanan kota Jambi menuju Palembang yang pagi itu padat merayap, macet. Sebuah kesempatan mengizinkan uda sopir untuk nyalip mendahului beberapa truk besar dan akhirnya kami kembali berada di antara dua truk besar. Jalanan macet, mobil ga ada yang bisa berjalan. Hening terasa, hingga...


BRAKK!!"

Saya shock, kami shock, temen saya si nini yang cepat sadar segera liat kanan-kiri, saya bengong ngeliat kaca depan mobil udah retak dan ringsek ke arah dalam. Nini segera bukain kunci pintu mobil sebelah kanan dan ngedorong saya keluar di jalanan yang macet itu. Dari luar saya ngeliat bagian depan mobil udah ancur dan udh mau masuk ke bawah truk di depan kami, lalu..


"BRAKK!!" untuk kedua kalinya,


Saya ngelihat ke belakang mobil kami, ada truk tronton pengangkut kayu glondongan yang nabrak mobil kami dan si sopir truk kayaknya juga lagi panik ga jelas, seketika saya teriak-teriak yang saya sendiri ga ingat apa yang saya ucapin, nyuruh si sopir berhenti karena mobil kami udah nyungsep total ke bawah truk di depan. Bahkan ketika truk di depan itu mulai berjalan, mobil kami ikut-ikutan terbawa. Panik!! Antara nolongin temen2 yang masih di dalem atau teriak ke sopir depan supaya ga jalan. Untunglah masyarakat sekitar udah rame dan ngebantuin kami menstop truk depan tersebut.

Massa udah rame, kami udah panik dan shock, alhamdulillah ga ada yang luka berat. Teman saya Robi dan Eka cedera dikit di wilayah kaki dan jidat. Si uda sopir juga gpp. Si mobilnya yang apa-apa, ringsek, ancur depan belakang kiri kanan. Terlihat kepanikan di wajahnya, entah panik gimana ngurus mobil ini, bingung dengan kami yang juga terburu-buru mau ke Palembang atau panik mikirin tanggung jawabnya ke si empunya mobil. Untunglah si sopir truk kayu gelondongan yang nabrak mau bertanggung jawab dan mengajak si uda sopir kami mengurus masalah ganti rugi dan tetek bengek lainnya. Si uda sopir dibawa menghadap boss si sopir truk gelondongan, dan kami menunggu di samping jalan sambil menyelamatkan tas dan barang2 kami yang masih tertinggal di mobil.

Tak lupa mengambil gambar dan mendokumentasikan, hehe. Kala itu pukul 06.35 WIB. Melihat mobilnya yang udah hancur itu semua orang ga percaya kalau kami bisa baik-baik saja tak ada luka atau cidera parah. Kalianpun mungkin tak akan percaya melihat poto mobilnya. Thank GOD we're physicaly fine, tapi mental belum tentu, hufh...

Mobil hancur rame dikerubutin masyarakat sekitar, kita bingung mau ngapain, mungkin karena masih didera rasa shock karena baru aja ditabrak dan nyungsep ke bawah truk besar, sehingga otak belum bisa dibawa berpikir, hehe. Saya dan teman saya Yossi menghubungi saudara dan kenalan kami yang ada di Jambi untuk bertanya tentang travel menuju Palembang, dan jawabannya berujung pada satu nama travel yang sama. Di kala si uda sopir sedang mengurus semua kerugian2 tabrakan dengan boss si sopir truk kayu glondongan, kami mengurus travel untuk keberangkatan ke Palembang. Setelah berdiskusi ini-itu dengan si uda sopir via telpon, akhirnya kami sepakat untuk berangkat sendiri dengan travel dan si uda sopir mengurus semua masalah kerugian ini di Jambi, diapun paham atas ketergesa-gesaan kami. Akhirnya kami berpisah di TKP, dan kami berangkat menuju Palembang yang ternyata masih enam jam lagi di depan, hahayy. Kamipun tak lupa berpesan sama bapak sopir "Pak kalau memungkinkan jangan ngebut dan jaga jarak pak" hahahaahhh, entah kenapa pula kalimat itu bisa keluar dari mulut kami, padahal kecelakaan pagi itu sama sekali tak ada hubungannya dengan kecepatan :f

Kita nyampe di Palembang pukul empat sore, dalam keadaan yang luar biasa kucelnya. Wajak berminyak, badan pegel, pala pusing dan perut yang keroncongan. Sepanjang perjalanan dari Jambi ke Palembang travel emang sempat berhenti sekali di sebuah rumah makan, namun kami sama sekali tak tertarik untuk makan disana, kami hanya numpang shalat, membersihkan diri dan istirahat barang sejenak. Selama di Palembang kami numpang nginap di rumah oomnya Yossie, yang mereka sekeluarga juga ga percaya kami baru aja dapat musibah dengan mobil ringsek tapi kami semua baik2 saja. God still loved us, Dia masih sayang sama kami, dan belum mengizinkan kami mendapatkan luka kali ini, hufh..

Ini sebuah poto yang diambil beberapa saat sesudah tabrakan, yang udah jadi friend saya di fesbuk bisa liat albumnya di profile saya, ada sepuluh foto yang saya upload disana, linknya ada disini. I guess this will be all for today, folks. I'll share another stories later..















Until we meet again :D

Poetz Over and Out

3 comments:

kakve-santi said...

salam kenal dulu :D

J O N K said...

wadoh ngeri put, untung kamu gak apa2

eh kamu ke jakarta gak ? wah terlalu deh kalau ke jakarta gak kabar2ri, kan saya pingin di traktir :D

Zeki said...

Ga komentar deh...

*geleng2 kepala liat mobil hancur*