25 January, 2010

It Depends On You !!

Love or Like??
it depends on you!!

In front of the person you like, your heart beats faster
But in front of the person you love, you get happy.

In front of the person you like, winter seems like spring.
But in front of the person you love, winter is just beautiful winter.

If you look into the eyes of the one you like, you blush.
But if you look into the eyes of the one you love, you smile.

In front of the person you like, you can't say everything on your mind.
But in front of the person you love, you can.

In front of the person you like, you tend to get shy.
But in front of the person you love, you can show your own self.

You can't look straight into the eyes of the one you like.
But you can always smile and stare into the eyes of the one you love.

But when the one you like is crying, you end up comforting.
When the one you love is crying, you cry with them.

The feeling of like starts from the ear.
But the feeling of love starts from the eye.

So if you stop liking a person you used to like, all you need to do
is cover your ears.
But if you try to close your eyes, love turns into a drop of tear and
remains in your heart forever.

from : unknown source, because i kept the file in my flash drive :)

sekedar sebagai "life-reminder"


23 January, 2010

Wishlist Item #6

Ketika Jumat berganti Sabtu, tepat di pukul 00:00, weekend is officially coming. Bagi gw untuk sekarang ini, wiken sama aja dg hari biasa, karena gw tetap aja tidur dua trip, tetap aja sarapan telat, dan tetap ga suka nonton sinetron. Oke, yang terakhir itu emang ga nyambung. Funny, dua minggu yang lalu gw masi bangun jam 4.30 pagi, siap2 buat "ngantor", siapin stamina maksimal untuk di lapangan, pulang malam terus, dan ga pernah bisa menikmati wiken, karena gw tetap kerja.

True. Life is so unpredictable.

Kangen bikin wishlist for weekend euy. Generally, gw kangen ngeblog. Semangat buat posting yg berceceran lagi gw kumpulin nih, hwehehe. Dan tersaingi dengan semangat ngetwit, that damn micro blogging. Hebat betapa ngetwit bisa menyaingi ngeblog, instant.

Okaii, here comes my wishlist item #6. Gw pengen banget liburan. Jalan-jalan. Refresh. Niatan buat liburan muncul tepatnya beberapa hari sebelum kerjaan gw d UN kelar. Temen sekantor ada yang ngajak gw buat tahun baruan di Pulau Sipora, ada juga yang ngajak ke Pulau Sikuai. Tapi waktu itu gw beralasan buat pengen pulang ke Bukittinggi secepat mungkin dan "liburan" disana. Bah, bikin alasan buat menolak ajakan aja ga beres.

Tapi waktu itu gw emang sama sekali ga niat buat ke Sipora, Sikuai atau Mentawai Island. Apalagi mereka kesana buat diving dan snorkling. Oke, gw aja berenang ga bisa, ntar malah kelelep. Gw emang kepengen pulang dan istirahat di rumah. Daaan,,, seminggu pertama di rumah, gw udah mulai bosen. Hanya twitter, novel, dvd dan mp3 player yang sedikit membantu menghilangkan jenuh. Tak jarang gw pergi kuliner sendirian, mengitari kota Bukittinggi nyari makanan2 "baru".

Dan sekarang udah minggu ketiga. Niat pengen liburan muncul lagi ke permukaan saat Rabu kemaren seorang temen me-sms gw, cuma bilang "aku otw ke Jogja! Jalan-jalan.." Beuuh, keliatan banget pamernya. Ditambah dengan beberapa status temen di facebook, dan foto2 mereka kala liburan. Gw juga inget sempat ngebahas beberapa tempat keren buat liburan di twitter. Sumpah jadi mupeng berat.. Pertanyaan selanjutnya adalah; Kemana? Mau liburan kemana?

Hm.. gw cuma bisa nyebut Jogja, Lombok dan Berastagi. Jogja; kulineran dan shopping extra ekonomis, Lombok dan Berastagi; for amazing views. Next questions will be when, for how long, budget estimation, bla bla bla. Banyak juga persiapannya ternyata. Ga bisa dilakukan tanpa rencana ya? Hwehehe..

Dan jadilah wishlist kali ini jadi rencana jangka sedikit panjang. Harus ada persiapan untuk ini. Dan buat sekarang persiapan gw hanya berupa doa; semoga gw cepat sembuh dari flu ini, dan semoga cepat dapat kerja lagi biar bisa nabung buat jalan-jalan. Amin amiiinn.... Dan buat wiken kali ini, cukuplah dengan stay at home dan menonton tipi dg khidmat.

Jogja, wait for me. Ehem..

Have a great weekend, people. Jangan lupa sedia payung dan jas hujan ☺

Sent via GPRS © My Sony Ericsson Z610i.

22 January, 2010

Menentukan Arah

Pikiran gw kembali ke pertengahan 2008, ketika satu hari engga sama dengan 24 jam dan langkah kaki dibayang-bayangi oleh deadline seminar skripsi. Kala itu, gw dan beberapa oragn temen seperjuangan lagi chit chat mengenai "arah". Mau kemana dan gimana kita setelah skripsi selesai, wisuda, dan udah ga jadi mahasiswa lagi. Simply, each of us of course wanted to find a great great job and wanted to be a useful person.

Itu idealnya, alias target, alias rencana, alias planning. Terwujud ato engga, kita sebagai aktor juga yang menentukan keberhasilannya. Gw masi ingat waktu itu kita berlima sepakat akan melakukan "yang terbaik" untuk menjadi yang terbaik. Semua udah punya rencana. Begitu juga gw. Kita sudah punya persiapan untuk arah yang akan kita jelang.

Kembali lagi ke kosakata rencana. Kita yang bikin, Tuhan yang memvonis bisa jadi kenyataan ato engga. Rencana gw mengalami perombakan total ga lama setelah gw wisuda. Tanggal 19 Februari 2009, dua bulan setelah gw wisuda, ayahanda tercinta dipanggil ke hadiratNya. Engga mendadak sih, tapi cukup membanting semangat hidup gw hingga retak. Salah satu "kejadian besar di tahun 2009" itu mutlak membuat semua rencana gw harus disusun ulang, membuat gw harus mempertimbangkan ulang kemana jadinya "arah" ini.

Salah seorang sahabat gw, yang udah lebih dulu wisuda daripada gw, and she's one of the best in our class. Salah satu lulusan terbaik, report akademik dan non-akademiknya sangat membuat iri. Hingga hari ini, gw belum mendengar any good news dari dia, berkenaan dengan karirnya. Gw belum mendengar dia udah dapat kerja di instansi ato perusahaan apapun. A huge WHY came in my mind. Bagaimana mungkin orang "sepintar" dia tidak juga mendapatkan pekerjaan hingga hari ini??

Ga perlu waktu lama untuk mendapatkan jawabannya. She couldn't leave her family; her spoiled brother yang ga bisa apa2 tanpa dia, nyokapnya yang sakit kambuh2an, dan neneknya yang,, kita ngerti lah. Dia bilang "kayaknya arahnya ya kesini deh, Put. Gpp deh, aku menikmatinya kok" Dia memutuskan untuk stay di Padang, dan menerima semua resiko dari keputusan dia sendiri.

jadi salut gw...

Dan gw??? "Arah" gw belum jelas, ga kayak sohib gw itu. Sepertinya "arah"nya emang kesini, ga jauh2 dari rumah, ga jauh2 dari kampung halaman. Ato mungkin menunggu arah itu dibelokkan ke tujuan lain yang belum jelas. Kemaren dapat kerja di UN yang buka kantor di Padang, tapi cuman buat tiga bulan. Dan sekarang udah nganggur lagi. Sebelum separation clearance (pemutusan kontrak) dikeluarkan, bos gw sempat menawarkan apakah gw mau bergabung untuk kantor UN yang akan dibuka pertengahan tahun ini di wilayah Indonesia timur (she said Papua!! aha) dan akan membutuhkan staff besar-besaran. Then I said yes, and my name is on her list.

Tapi apapun bisa terjadi hingga tengah tahun. Anything is Possible, andie said. Dan gw ga mungkin bersantai2 hingga tengah tahun dan kemudian terbang ke Papua untuk kembali kerja, kan? Sodara gw udah berulang kali menelpon, ngajak gw buat "pindah" ke Jakarta, menetap, nyari kerja, dan berkarir disana. Namun jawaban gw engga pernah pasti. Jawaban terakhir yang gw kasi buat menenangkan dia adalah "aku tetap masukin lamaran ke Jakarta, tapi kalo udah ada panggilan test ato interview, baru deh aku kesana"

Hufh, kenapa arahnya belum juga jelas??? :( :(


19 January, 2010

Untitled #2

♫♫
That’s how much I love you
That’s how much I need you
And I can’t stand you
Most everything you do make me wanna smile
Can I not like you for awhile? (No…)

But you won’t let me
You upset me girl
And then you kiss my lips
All of a sudden I forget (that I was upset)
Can’t remember what you did

But I hate it…
You know exactly what to do
So that I can’t stay mad at you
For too long that’s wrong

But I hate it…
You know exactly how to touch
So that I don’t want to fuss.. and fight no more
Said I despise that I adore you

And I hate how much I love you boy (yeah…)
I can’t stand how much I need you (I need you…)
And I hate how much I love you boy (oh whoa..)
But I just can’t let you go
And I hate that I love you so (oooh..)

You completely know the power that you have
The only one makes me laugh

Said it’s not fair
How you take advantage of the fact
That I… love you beyond the reason why
And it just ain’t right

And I hate how much I love you girl
I can’t stand how much I need you (yeah..)
And I hate how much I love you girl
But I just can’t let you go
But I hate that I love you so

One of these days maybe your magic won’t affect me
And your kiss won’t make me weak
But no one in this world knows me the way you know me
So you’ll probably always have a spell on me…

Yeaahhh… Oohh…

That’s how much I love you (as much as I need you)
That’s how much I need you (oooh..)
That’s how much I love you (oh..)
As much as I need you

And I hate that I love you so..
And I hate how much I love you boy..
I can’t stand how much I need you (can’t stand how much I need you)
And I hate how much I love you boy..
But I just can’t let you go (but I just can’t let you go no..)
And I hate that I love you so

And I hate that I love you so.. so…
♫♫

Hate That I Love You
By : Rihanna feat. Ne Yo

09 January, 2010

tribute to my broken-hearted friend

di awal tahun dua kosong satu kosong, gw mendapat kabar tidak mengenakkan dari seorang teman. Dia patah hati.

Err, yap. Patah hati.

Tepat sehari setelah kita sukses ngadain Gathering Kaskuser Reg. Minangkabau, jam tiga pagi dia mengirim sms mengabarkan bahwa dia telah kalah, telak, sebelum berperang. Gw ga begitu kaget membaca sms dari dia, karena hal itu udah kita; gw dan tmn2 yang lain udah prediksi sejak jauh2 hari.

Dia, temen gw yang patah hati ini, sebut saja namanya Nanda, bahkan belum memiliki strategi perang untuk mendapatkan sang Putri dan kini harus mengakui kemenangan pesaingnya. Nanda ga mau maju ke dalam medan perang, dia ga mau mempertaruhkan resiko apapun, karena takut kehilangan sang Putri. "Aku ga mau karena rasa ini aku jadi kehilangan teman baik aku, Put" jawabnya ketika gw menyuruhnya maju mendekati sang Putri. "Kenapa??" "Aku bahkan ga tau perasaan dia ke aku gimana." "Nah itu yang harus kamu cari tau, daripada masi meraba2 ga jelas kemana arahnya" salah seorang temen kami ikut ngasi saran. Nanda tetap ga mau. Aneh, jaman udah maju tapi masi ada juga cowok "penakut" seperti Nanda. Gw menghargai pertimbangan Nanda. Sang Putri, adalah teman dekatnya yang sudah dikenalnya sejak lama. Nanda takut, jika dia mengutarakan perasaannya pada sang Putri, pilihan jawaban yang ada akan menjadi ya dan tidak. Ya, maka proses pendekatan jadi semakin mulus. Tidak, maka notabene pastinya hubungan pertemanan mereka akan sedikit merenggang. Tidak ada opsi bisa kembali, cancel, atau undo. Atau seperti itulah pemaparan Nanda pada gw.

Lantas karena itu, dia tetap duduk dalam gelap dan menjadi pungguk merindukan bulan?

Sepertinya opsi itu udah diambil Nanda, my broken-hearted friend. Setiap kita onlen di YM gw selalu nanyain kabar dia dan dia selalu menanggapi dengan emoticon :( Dia bahkan menolak ajakan buat ikut Gathering Kaskuser di Bukittinggi, dan tak tergiur dengan ajakan makan gratis. "Aku butuh waktu buat mengobati luka ini", alasannya. Dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengobati hati itu, nan?? "Entahlah, Put", bahkan si empunya hatipun tak bisa memastikan.

Beberapa hari yang lalu, seorang sahabat memberikan quote ini ke gw:
"Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan lagi jika mencintai seseorang dan tidak pernah punya keberanian untuk mengutarakan cintamu kepadanya."

Tiba2 gw teringat Nanda. Tiba2 gw berandai-andai. Seandainya Nanda punya sedikit keberanian saja, satu langkah saja untuk maju. Seandainya dia berani bicara pada sang Putri, mungkin semua ini ga akan terjadi, mungkin ga akan seburuk ini, mungkin juga pengaruhnya tak akan separah ini. Namun dia udah memilih untuk menyimpan, mengubur, membunuh rasa yang udah dipendam sekian lama daripada harus kehilangan seorang teman. What a sacrifice, betapa tersiksanya.

Gw pernah berada di posisi Nanda, dengan keadaan yang lebih buruk. Dengan mendengar cerita Nanda gw seperti berkaca pada gw di masa lalu. Namun kala itu si pungguk sudah mengatakan pada bulan betapa dia sangat ingin memilikinya. Namun sang bulan menolak dan memilih untuk tetap berada dalam pelukan langit, apalah daya si pungguk, bahkan untuk meraih si bulan pun ia tak sampai. Hingga pada akhirnya si pungguk menyerah kalah pada keadaan dan kemudian bangkit tegarkan diri.

Tiba-tiba seraut wajah dari masa lalu muncul merebak di ingatan. Lucu, kali ini gw bisa tersenyum tanpa beban mengingat dia. Sepertinya rasa itu udah menguap tanpa sisa. Kurus, your position in my secret chamber has succesfully been replaced. No regret, i hope.

Satu cerita yang sama dengan tindakan yang berbeda, bagaimana gw dan Nanda bisa memiliki sikap dan pertimbangan yang berbeda membuat kisahnya jadi lebih menarik. Di satu sisi, gw menyesali tindakan Nanda yang tidak berani "maju". Di sisi lain, gw salut dengan pengorbanan perasaannya daripada kehilangan salah seorang sahabatnya. Hidup ini kejam, jenderal!! :(

Nan, semoga ini pilihan yang terbaik. Semoga kamu bisa mendapatkan pengganti sang Putri dengan cepat, bro. Berdukanya jangan lama-lama yah, nan. Kita tunggu di Bukittinggi, 31 Januari nanti :)


--- tribute to Nanda, my broken-hearted friend ---