03 February, 2014

[Review] de Dapour

So last night, one good workmate of mine dengan bermurah hati traktir-traktir kita-kita temen-temen kantornya yang seletingan aja dalam rangka doi lagi ulang tahun. *see how much I've wasted words already in this paragraph :|* Gak mau pusing dengan pilihan tempat makanan *karena susah nemu yang murah meriah enyak* berlabuhlah pilihan ke sebuah restoran/cafe/bistro di lantai empat Palembang Square (PS) Mall. It's de Dapour.



Gue gak ingat persis ini cafe launch-nya kapan, tapi masi kategori baru, lah. Mid-2013 gitu. Dan dengan posisi strategis di lantai 4 PS Mall, bersaing dengan beberapa cafe/food stop lainnya yang berada satu lantai dengan XXI. Mungkin sama dengan konsumen yang lain, hal pertama yang membuat gue tertarik untuk mengunjungi de Dapour adalah penampilannya yang classy.

de Dapour dilihat dari luar

dalemnya kayak gini
Mata sudah cukup dimanjakan, selanjutnya menengok menu untuk memanjakan perut. The first word came out when I saw the menu was "wth?!" Menunya pake bahasa bule semua. Kemudian seperti restoran professional bintang lima, halaman per halaman dibagi berdasarkan jenis mealnya (appetizer/main), lalu berdasarkan genrenya (East/West, lalu ada Rice/Noodle/Pizza/Steak/Seafood, lalu ada beberapa genre yang gak gw liat dengan serius karena gak tertarik) dan harganya juga professional. Rib Eye Steak costs 179K IDR. Keren! Saking kerennya kita kaga ngerti, bingung dan butuh waktu extra untuk akhirnya memutuskan mau pesan makanan yang mana. Karena ini ditraktir temen, jadi makin lama mikir bagusnya makan apa biar si bandar gak tekor. Gue sebenernya pengen coba steaknya, hahahaha. Tapi nista rasanya mengemaraukan dompet teman dengan seporsi steak harga super. Pun, terlalu nista buat orang kayak gue untuk makan steak harga ratusan ribu. Rasa belom pantas *pffttt*

So finally I ordered Oppa Bibimbap. Seriously, mereka gak perlu menambahkan kata Oppa untuk menekankan kalo makanan ini dari Korea. People here not stupid enough, lah. Gue sendiri bingung kenapa akhirnya pesen Bibimbap. Yang laen pada pesan Ramen dan Kare Ramen, Spaghetti, ada yang pesen nasi merah dikasi tempura, ayam dan telor mata sapi. Gue rasa anak-anak pada bingung mutusin mau pesen apa. Dan sekarang pun gue udah lupa nama makanan yang mereka pesan. Btw my Bibimbap costs about 50K IDR.
Ketika Bibimbapnya dateng, si waiternya juga ngasih kertas kecil yang ternyata isinya tentang cara menikmati bibimbap. Sepanjang itu kalimatnya, yang jelas intinya adalah aduk semua yang ada di dalam bowl bibimbap sampai merata. Udah.


Akhirnya dalam kebingungan kita makan. Kan udah sengaja melaparkan diri sebelum berangkat, jadinya segimanapun porsi makanannya, pasti abis. Pasti abis, bukan berarti pasti enak. Well so I felt.



makanan temen yang gue lupa namanya. 

air minum mahal. kirain beneran import, mending tadi bawa air dr rumah :))

Semoga temen gue yang ulang tahun kaga nyesel udah bawa kami-kami makan disana *padahal yang ngajakin kesana sih gue, phew*. Karena penampilan resto dengan rasa makanan main course yang disajikan dan harga yang dilabelkan bagi gue belom sepadan. Tidak ada konsumen yang datang ke tempat makan hanya untuk liat-liat. Tapi bukan berarti gue gak akan datang kesini lagi sih. I will come again, mungkin next time akan nyobain pancake-nya. Who knows.

One question that keeps on bugging in my mind shortly after our meals finished is: resto ini ada franchisenya ato gimana?

Last for tonight; have a blasting birthday, my workmate. Again, thanks for the treat. Semoga ko jadi keluarga sakinah mawaddah warahmah, mbuyak!! :))) *salah fokus*


Beberapa foto diambil dari Facebooknya de Dapour dan random Instagram-ing.

2 comments:

miwwa said...

pengen dooong nyobain bibimbap jugaaa :9
maklum pekanbaru masih ndeso ki belum ada resto korea..
etapi namanya dapour makanannya internesyenel semua ya un?? mbok dikasi nama de kitchen gituuu~ #ngeyel

Anonymous said...

nyobain sirloin sama ribeeye steaknya, totally gak worthed krn overcooked n overseasoned,
harganya standar fine dining, tp sayang mutunya enggak fine dinning