07 February, 2009

Suatu hari di kampung halamanku

ngutak ngatik koleksi foto, dan nemuin foto ini :p


Bacaannya :
Bukittinggi Kota Beragama dan Beradat (Caps Lock Mode : ON)
Bukittinggi Tidak Nyaman untuk Berpacaran, Tapi Nyaman untuk Wisata Keluarga
(Caps Lock Mode : still ON)
Razia setiap saat dilakukan di tempat-tempat yang rawan pergaulan muda mudi
Malam Tahun Baru akan ada Razia Besar-besaran bagi Pasangan Muda Mudi di Tempat Umum
(Caps Lock Mode : still ON !!)
AWAS!! Pasal 281 KUHP
Pidana Kesusilaan di Depan Umum; Dapat Diancam dengan Hukuman Penjara Maksimal 2 Tahun 8 Bulan
Warning ini disampaikan oleh :
MUI, LKKM, bersama Ormas Islam seKota Bukittinggi

"warning" ini gw liat banyak beredar di seluruh penjuru kota Bukittinggi, pas gw pulkam Desember kemaren. Pas baca isi warningnya, gw baru mahfum kalo peringatan ini dibuat untuk prevention aksi dan kejadian2 yang engga diharapkan dalam momen Tahun Baru 2009. Kayaknya jadi awal langkah preventif yang baik, karena seperti yang udah diketahui setiap Malam Tahun Baru kota Bukittinggi selalu ramaiii, mendapat kunjungan dari tamu dari berbagai pelosok (biasanya sih, daerah2 tetangga juga). yang ngeramein?? yaah, sapa lagi kalo engga Muda Mudi (:O) plus pasangan yg lagi pece alias pacaran, hmm... :d

Yaah, udh jadi resiko kan jika berani mengemban amanah sebagai Kota Wisata. Ya itu, banyak pelancong, lokal, regional, dan internasional. Kalo kebanyakan internasional dan regional (skala Indonesia aja deh), ya syukur, mrk mau dan bela-belain ke Bukittinggi untuk meliat sebagus apa sih yang dibilang orang kota wisata itu?!

Nah kalo yang datang pelancong lokal a.k.a dari kampung sebelah?? Nah, ini jadi sebuah masalah (menurut gw sih gitu). warning di atas muncul (dan baru keluar sekarang) tentunya setelah melalui berbagai proses "dengar, lihat, rasakan" terhadap "masalah" dari pelancong lokal tsb (no offense, neighbor, i suggest u should read the rest of this post more carefully)

Jadi gini, kalo yg rame datang keluarga yang pergi jalan2, ato ada karyawisata, piknik yang rame2 gitu, gpp, yo wess dimaapin. tp hal-hal kyk gini terjadinya cuma saat weekend dan hari libur nasional. naah, yang kejadian tiap hari adalah **jeng.. jeng..* muda mudi yang mo pegi pece ke kampungku, kotaku, Bukittinggiku,, :c OMG...

walo engga semuanya sih, tapi TETEP aja gw ngerasa kalo wong pribumi a.k.a asli BeKaTe engga akan pece, berdua-duaan kyk "gitu" di kampung mrk sendiri (iyalah, ntr kalo lagi asik2nya, eh ketemu tmn skul, ktmu tetangga, yang lebih parah; KETEMU PAPA MAMA yang LAGI BELANJA :O) mampus dah.. Makanya, para pelancong yang tidak ingin disebutin namanya ini menghindari resiko ketahuan makanya memutuskan untuk pece di kota lain, dan kampung halaman gw lah yang jadi tumbal..

So, masalah ini yang dari tahun ketahun menjadi poin warning nomer satu Pemda BKT. Puncak dari masalah ini adalah pada malam Tahun Baru, dimana datangnya manusia dari segala penjuru berbondong-bondong menuju satu titik ; Jam Gadang pada tanggal 31 Desember dan menyaksikan Pesta Kembang Api di komplek Jam Gadang, kemudin akhirnya memutuskan untuk nginap saja disana (dimana?? hotel?? ato di taman kompleks itu??) lambat laun tentunya mengganggu pemandangan, kenyamanan dan keamanan lingkungan itu sendiri.

warning ini, adalah langkah pembuka dari beberapa langkah berikutnya, yaitu Penutupan Kompleks Jam Gadang untuk Kegiatan Tahun Baru, terhitung mulai Tahun 2009 (mantapss!!)
Peraturan itu diresmikan dengan alek yang diadakan di depan Jam Gadang dan dihadiri oleh beberapa oknum penting Pemda BKT, pada tanggal 31 Desember kmrn. Inti dari Alek ini adalah Penutupan Jam Gadang dengan kain sakral urang Minang tiga warna, the Marawa :~ kebetulan waktu itu gw dan tmn2 gw dateng,, dan sempat mengabadikan momen penting inih. Nih foto saat Jam Gadang udh ditutup pd jam 18.30an..
di atas kain tersebut terdapat tanda tangan dari beberapa pejabat teras dari elemen2 penting Pemda, dan kain tsb akan terus menutupi Jam Gadang sampe jam 06.00 keesokan harinya. Yup, malam itu kegiatan Tahun Baruan dialihkan ke Lapangan Wirabraja a.k.a Lapangan Kantin dengan durasi yang dibatasi; cuma sampe jam 00.30! Lewat dari jam 00.30, yang ga punya KTP hati-hati aja ditangkap SATPOL PP alias KAMTIB, yang udh siaga, jadi ga ada istilah tidur disana, niru-niru backpacker eropah, heheheheheh...

Denger-denger, ternyata peraturan peniadaan Kegiatan Tahun Baruan ini ga hanya berlangsung di Bukittinggi aja, tapi juga terjadi di Jkt, di area Monas, dimana kegiatan Tahun Baruan dialihkan ke Pantai Ancol dan TMII. Kabarnya perintah itu turun langsung dari Gubernur DKI, wow mantappp...

Fiuh, semoga aja tindakan ini bisa meningkatkan animo masyarakat untuk memang murni jalan2, berwisata, melancong, dan semoga komentar2 miring yang dulu sering beredar, bisa hilang seiring dengan pelaksanaan peraturan ini.

tp minggu kemaren pulang kampung, waktu gw menyusuri jalan Sudirman, kyknya warning2 ni udh banyak robek dan engga utuh (heran, masi ada juga yang ga terima..) :#

Bukittinggi Kota Wisata, Kotaku Tercinta :L

0 comments: